Poel ku Sayang

Poel ku Sayang
Musang Gendut yang Lucu

Jumat, 19 Maret 2010

jenis ular berbisa

 ular adalah hewan berdrah dingin yang sangat sensitif.

ular senantiasa menggigit siapa saja yang dianggap sebagai musuhnya.
ular dapat kita bagi menjadi tiga golongan berdasarkan timgkat venomnya.
pertama ular tidak berbisa, ular bebisa menengah dan ular berbisa tinggi atau mematikan.

Secara garis besar ular berbisa dapat dikelompokkan kedalam
3 kelompok :
1. Colubridae ( mangroce cat snake, boiga dendrophilia,dll )
2. elapidae ( king cobra, blue coral snake,Sumatra spitting cobra, dll)
3. viperidae ( borneo green pit viper, Sumatran pit viper,dll )
 
Pengelompokkan ini berguna bagi tenaga kesehatan untuk penanganan
selanjutnya dalam pemberian anti venom sesuai dengan pengelompokkan
tersebut.
 
Efek yang ditimbulkan akibat gigitan ular dapat dibagi 3 :
 
1. Local efek
beberapa spesies seperti coral snakes, krait akan memberikan efek yang agak
sulit di deteksi dan hanya bersifat minor tetapi beberapa spesies, gigitanya
dapat menghasilkan efek yang cukup besar seperti : bengkak,
melepuh,perdarahan,memar sampai dengan nekrosis.yang mesti diwaspadai adalah
terjadinya shock hipovolemik sekunder yang diakibatkan oleh berpindah cairan
vaskuler ke jaringan akibat pengaruh bisa ular tersebut.
 
2. General efek
gigitan ular ini akan menghasilkan efek sistemik yang non-spesifik seperti :
nyeri kepala,mual dan muntah,nyeri perut, diare sampai pasien menjadi
kolaps. Gejala yang ditemui seperti ini sebagai tanda bahaya bagi tenaga
kesehatan unuk memberi petolongan segera.
 
3. Spesifik systemic efek
Dalam hal ini spesifik systemic efek dapat di bagi berdasarkan :
 Koagulopathy
Beberapa Spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopathy. Tanda 
tanda klinis yang dapat ditemui adalah keluarnya darah terus menerus dari
tempat gigitan,venipuncture, dari gusi, dan bila berkembang akan menimbulkan
hematuria,haematomisis,melena dan batuk darah.
 
 Neurotoxic
Gigitan ular ini dapat menyebabkan terjadinya flaccid paralysis. Ini
biasanya berbahaya bila terjadi paralysis pada pernafasan. Biasanya tanda 
tanda yang pertama kali di jumpai adalah pada saraf cranial seperti
ptosis,opthalmophlegia, progresif. bila tidak mendapat anti venom akan
terjadi kelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan. Biasaya full
paralysis akan memakan waktu lebih kurang 12 jam, pada beberapa kasus
biasanya menjadi lebih cepat, 3 jam setelah gigitan.
 
 Myotoxicity
Myotoxiticty hanya akan di temui bila seseorang diserang atau digigit oleh
ular laut. Ular yang berada didaratan biasanya ditidak ada yang menyebabkan
terjadinya myotoxicity berat. Tanda dan gejala adalah : nyeri
otot,tenderness,myoglobinuria,dan berpotensi untuk terjadinya gagal ginjal,
hiperkalemia dan cardiotoxicity.
 
Pertolongan pertama pada gigitan ular :
- immobilisasi anggota tubuh yang digigit
- anjurkan pasien untuk tenang.
- bawa pasien yang mempunyai fasilitas kesehatan yang memadai.
 
Balut tekan tidak semua digunakan pada semua kasus gigitan ular.walaupun
demikian , jika diketahui bahwa gigitan ular tersebut tidak termasuk kedalam
non  necrotic spesies maka pressure immobilasi teknik dapat digunakan. Bila
gigitannya disebabkan oleh King Kobra yang menyebabkan local necrosis yang
biasanya tidak berat, tetapi dapat menyebabkan paralysis yang cepat dan
berat, maka pressure immobilisasi methode mempunyai alasan untuk digunakan
 
Metode lama dalam pertolongaan pertama yang masih dipakai adalah memasang
torniquet,suction dengan alat atau menggunakan mulut (biasanya terinspirasi
dari menonton film yang bertemakan petualangan), pemberian bahan  bahan
kimia yang semuanya sebenarnya merupakan kontra indikasi.
 
Seandainya bila anti venom tidak tersedia ditempat tersebut. ini tidak
menjadi kendala asal luka telah dibersihkan.
 
Managemen untuk gigitan ular
1. selalu mengasumsikan bahwa semua gigitan ular dapat mengancam kehidupan.
2. bila melakukan triage kasus gigitan ular maka selalu dimasukkan kedalam
katagori emergency.
3. pasang iv line pada semua kasus.
4. berhati  hati ketika memilih lokasi pemasangan iv line atau pengambilan
sample darah pada kasus koagulopahty, yang betujuan untuk mencegah
pendarahan. Khususnya pada pembuluh darah subclavia, jugular,femur.
5. hindari melakukan penyuntikan intra muscular jika memungkinkan terjadinya
coagulopathy.
6. lakukan pemeriksaan whole blood clotting time ( WBCT)
7. jika terjadi gangguan pada pernafasan akibat paralysis, persiapkan untuk
intubasi dan pemasangan ventilator eksternal.
8. jika terjadi shock, tangani dengan pemberian cairan.
 
Tips yang dapat dilakukan:
- Usahakan membunuh ular yang mengigit anda untuk memudahkan identifikasi
ular dalam pemberian anti venom. Ketika membunuh ular tersebut jangan sampai
anda tergigit lagi oleh ular tersebut.
 
- Untuk membedakan antara ular berbisa dengan tidak adalah dengan melihat
bekas gigitan. Gigitan yang terdiri dari 2 lubang gigitan layaknya gigitan
vampire menandakan ular tersebut memiliki racun (Bisa), sedangkan gigitan
yang membentuk setengah lingkaran cenderung tidak berbisa.


(Oleh: RizaBlog : nursingbrainriza.blogspot.com)



Gejala-gejala Keracunan
Penting untuk diingat sekali lagi, bahwa gigitan ular sendok pada manusia tidak semuanya berakhir dengan kematian. Pada kebanyakan kasus gigitan, ular menggigit untuk memperingatkan atau mengusir manusia. Sehingga hanya sedikit atau tidak ada racun yang disuntikkan. Jika pun racun masuk dalam jumlah yang cukup, apabila korban ditangani dengan baik, umumnya belum membawa kematian sampai beberapa jam kemudian. Jadi, kematian tidak datang seketika atau dalam beberapa menit saja. Tidak perlu panik.
Bisa kobra, seperti umumnya Elapidae, terutama bersifat neurotoksin. Yakni mempengaruhi dan melumpuhkan kerja jaringan syaraf. Si korban perlahan-lahan akan merasa mengantuk (pelupuk mata memberat), kesulitan bernafas, hingga detak dan irama jantung terganggu dalam beberapa jam kemudian.
Akan tetapi tak serupa dengan akibat gigitan ular Elapidae lainnya, bisa ular sendok Jawa dan Sumatra dapat merusak jaringan di sekitar luka gigitan. Jadi, juga bersifat hemotoksin. Lebam berdarah di bawah kulit dapat terjadi, dan rasa sakit yang amat sangat muncul (namun tidak selalu) dalam menit-menit pertama setelah tergigit. Sekitar luka akan membengkak, dan bersama dengan menjalarnya pembengkakan, rasa sakit juga turut menjalar terutama di sekitar persendian. Lebam lama-lama akan menghitam dan menjadi nekrosis. Dalam pada itu, kemampuan pembekuan darah pun turut menurun.
Tanpa gejala-gejala di atas, kemungkinan tidak ada racun yang masuk ke tubuh, atau terlalu sedikit untuk meracuni tubuh orang. Namun juga perlu diingat, bahwa umumnya gigitan ular –berbisa atau pun tidak– hampir pasti menumbuhkan ketakutan atau kekhawatiran pada manusia. Telah demikian tertancam dalam jiwa kita manusia, anggapan yang tidak tepat, bahwa (setiap) ular itu berbisa dan (setiap) gigitan ular akan mengakibatkan kematian.
Pada kondisi yang yang berlebihan, rasa takut ini dapat mengakibatkan syok (shock) pada si korban dengan gejala-gejala yang mirip. Korban akan merasa lemah, berkeringat dingin, detak jantung melemah, pernafasan bertambah cepat dan kesadarannya menurun. Bila terjadi, syok ini penting untuk ditangani karena dapat membahayakan jiwa pula. Akan tetapi ini bukanlah gejala keracunan, sehingga sangat penting untuk mengamati perkembangan gejala pada korban gigitan untuk menentukan tindakan penanganan yang tepat.

 

skip to main | skip to sidebar